DAMPAK
NOMOPHOBIA TERHADAPA MAHASISWA FISIP
(Studi kasus kampus unimal fisip)
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Pada Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh :
Khairul Iman
130240073
PROGRAM
STUDI ILMU KOMUNIKASI
KEMENTERIAN
RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2016
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar
Belakang.................................................................................. 1
1.2
Identifikasi Masalah.......................................................................... 3
1.3 Pertanyaan
Penelitian....................................................................... 3
1.4 Pembatasan Masalah......................................................................... 3
1.5 Hipotesis Penelitian............................................................................ 3
1.6 Tujuan
Penelitian.............................................................................. 4
1.7 Manfaat
Penelitian............................................................................ 4
BAB II TIJAUAN PUSTAKA........................................................................ 5
2.1 Penelitian
Terdahulu......................................................................... 5
2.2 Kerangka
Teori................................................................................. 6
2.2.1 Teori
Psikodinamik................................................................. 6
2.2.2 Asumsi
Dasar Teori Psikodinamik......................................... 7
2.3 Aplikasi
Teori Dalam Realita........................................................... 8
2.3.1
Keterkaitan Teori Psikodinamik Dalam Penelitian.............. 8
BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 9
3.1 Lokasi
Penelitian................................................................................ 9
3.2 Pendekatan
Penelitian....................................................................... 9
3.3 Populasi
dan Semple.......................................................................... 10
3.3.1 Populasi.................................................................................... 10
3.3.2 Sample...................................................................................... 11
3.4 Sumber
Data...................................................................................... 12
3.5
Variabel-Variabel Penelitian............................................................ 13
3.6 Defeniai
Oprasional Variabel........................................................... 13
3.7 Teknik
Pengumpulan Data............................................................... 14
3.8 Teknik
Pengolahan dan Analisi Data.............................................. 14
3.9 Pengujian
Hipotesis........................................................................... 15
3.10 Jadwal
Penelitian............................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Seiring
berjalannya waktu dalam
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin canggih, hal ini bisa
kita lihat dari perkembangan alat komunikasi yang biasa di akses belahan dunia
manapun dengan alat atau barang elektronik yang mempunyai fungsi khusus.
Mengikuti perkembangan teknologi digital, kini HP dilengkapi
dengan fitur-fitur seperti radio, televisi, kamera, video, MP3, game dan masih
banyak lagi. HP atau gadget saat ini sudah memiliki fitur komputer atau bisa
disebut juga dengan mini komputer. Fitur seperti ini sangat membantu bagi para
pebisnis yang memerlukan alat komunikasi yang mudah dibawa kemana saja.
Saat ini perkembangan itu pun menjadi penyakit baru bagi
umat manusia yang terlalu mendahulukan barang electronik semisal handphone atau
yang lebih sering dikatakan gadget, sekarang semua hal yang ingin dilakukan
dengan cepat dan mudah sudah ada tetapi dibalik itu semua terdapat hal yang
sangat besar menyangkut psikologis manusia yang manusia atau pemakainya sendiri
tidak menyadari akan hall tersebut dan bahaya yang akan di timbulkan oleh
penyakit ketergantungan pada gadget atau sekarang disebut sebagai penyakit
nomophobia.
Penyakit nomophobia itu sendiri baru muncul pada awal
2008 yang di teliti oleh badan YouGov plc sebuah perusahaan yang bergerak di bidang elecktronic dan selesai di
teliti pada tahun 2012 dengan hasil yang
mengejutkan YouGov plc melakukan survei terhadap 2163 orang dewasa
di Inggris. Hasilnya, sebanyak 53% pengguna ponsel mengakui bahwa mereka
mengalami kecemasan saat jauh dari ponsel mereka
atau saat ponsel mereka mati dan lainnya. Nomophobia
sendiri merupakan singkatan dari no mobile phobia. Perangkat mobile di sini
dapat diartikan beragam. Namun berdasarkan survei, sebagian besar kekhawatiran
yang timbul adalah ketika para pengguna tersebut tidak berdekatan dengan
ponsel.
Dari hasil peneltian awal yang dilakukan oleh YouGov Plc
dan masih di tahun yang sama 2012 sebuah perusahaan kembali melakukan
penelitiannya dan hasilnya sangat
mengejutkan dengan yang terkena penyakit nomophobia pada awal di teliti sekitar
53% di tahun 2008 dan di tahun kedua penelitian ini tepatnya 2012 hasil ini
melonjak cukup drastis yaitu sebanyak 66% pengguna ponsel
memiliki rasa takut kehilangan atau terpisah dari ponsel mereka (meningkat dari
penelitian tahun 2008). Diketahui pula bahwa rata-rata pengguna ponsel saat itu
mengecek ponselnya sebanyak 34 kali dalam sehari.
Lalu
apakah ada obat untuk mengatasi nomophobia? Berdasarkan situs
allaboutcounseling.com, nomophobia bisa diobati dengan cara terapi menggunakan
ponsel seperlunya secara terus menerus. (inet.detik.com)
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti
sangat tertarik mengangkat suatu permasalahan lebih lanjut dalam pembuatan
skripsi dengan judul “DAMPAK
NOMOPHOBIA TERHADAPA MAHASISWA FISIP “ (Studi
kasus kampus unimal fisip)
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat dibuat suatu identifikasi masalah sebagai
berikut :
1.
Apakah penyakit nomophobia sangat berbahaya ?
2.
Bagaimana cara mengantisipasi penyakit nomophobia ?
3.
Bagaimana pengaruh penyakit nomophobia terhadap mahasiswa fisip?
1.3
Pertanyaan Penelitian
Adapun yang menjadi pertanyaan
penelitian adalah:
Seberapa
besar kekhawatiran mahasiswa fisip akan penyakit nomophobia
itu?
1.4
Pembatasan Masalah
Batasan
masalah peneliti adalah ruang lingkup kajian masalah peneliti yang ingin
diteliti oleh peneliti. Pembatas masalah peneliti dibuat agar penelitian yang
dilakukan tidak melebar terkait persoalan yang diteliti. Adapun batasan masalah
dalam penelitian ini yaitu :
Ø Responden dibatasi hanya pada kalangan mahasiswa fisip
Ø
Responden yang memiliki gadget android di kalangan mahasiswa fisip
1.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang dirumuskan
peneliti terkait dengan masalah yang dikaji dan memerlukan pengujian
kebenarannya secara ilmiah. Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini
adalah terdapat
pengaruh yang signifikan dalam nomophobia
mahasiswa fisip dengan gadgetnya.
1.6
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian
adalah sasaran hasil yang ingin di capai dalam penelitian berdasarkan fokus
penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui seberapa banyak
mahasiswa fisip yang terkena penyakit nomophobia.
1.7
Manfaat
Penelitian
Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat
Teoritis
a. Dapat
dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkeinginan meneliti
tentang nomophobia.
b. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi di bidang pemikiran dan
pengetahuan terhadap perkembangan Ilmu Komunikasi, khususnya bidang kajian alat komunikasi.
2. Manfaat
Praktis
a. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan, saran, pertimbangan dan
sumbangan pikiran bagi para mahasiswa
fisip dan seluruh mahasiswa universitas malikussaleh
dalam penggunaan gagdet
terhadap perkembangan teknologi pada masa kini.
b. Penelitian
ini dapat memperkaya hasil penelitian pada Ilmu Komunikasi.
c. Dapat
memotivasi mahasiswa dan peneliti lain untuk meneliti kembali masalah ini
dikemudian hari dengan variabel yang berbeda.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Penelitian
Terhadulu
Sindrom ini sebenarnya telah diteliti oleh Secure Envoy suatu badan
yang bergerak dalam dunia digital. Menurut survey yang dilakukan di Inggris ini
ternyata 66% dari pemilik ponsel adalah nomophobia. Orang-orang ini sangat
takut dan khawatir jika mereka lupa menaruh atau menghilangkan ponsel mereka.
Menurut studi yang melakukan survey pada 1000 orang tersebut ternyata kaum
wanita memiliki ketakutan yang lebih besar dari kaum pria, yaitu kaum wanita
sebesar 70% sementara kaum pria sebanyak 61%. Penyebabnya adalah karena kaum
pria biasanya memiliki lebih dari satu ponsel (banyak ponsel), sehingga tingkat
ketakutannya pun menjadi berkurang. Empat tahun lalu, survey yang sama tentang
nomophobia juga pernah dilakukan, dan diperoleh hasil sekitar 53% orang
mengalami nomophobia, dengan prosentase kaum pria yang mengalami nomophobia
lebih tinggi daripada kaum wanita, yaitu 58% pria sementara wanita sebesar 48%.
Fakta lainnya, karena ketergantungan berlebihan tersebut, sekitar 50% orang
nomophobia tidak pernah mematikan (switch off) ponselnya dalam kondisi
apapun.
Sindrom nomophobia bukan hanya merupakan sebuah ketakutan jauh dari ponsel
karena cemas akan hilangnya data-data penting yang ada dalam ponsel. Namun,
nomophobia sudah menjadi sebuah phobia dimana orang benar-benar merasa
bergantung pada ponselnya. Perasaan ketergantungan tersebut mampu membuat orang
menjadi cemas, khawatir, takut, dan tidak nyaman bila jauh dari ponselnya.
Bahkan ada juga orang nomophobia yang tak hanya merasa takut “jauh” dari
ponselnya, melainkan juga merasa takut bila tidak mendapatkan sinyal handphone.
Ketakutan itu timbul karena mereka tidak bisa melakukan panggilan, mengirim
pesan, browsing, atau melakukan kontak apapun dengan orang lain (keluarga dan
teman) lewat ponselnya bila tidak ada sinyal.
Tak hanya merasa takut kehilangan ponsel dan sinyal, ada juga orang
nomophobia yang merasa takut dan cemas bila batere ponselnya habis.
Lagi-lagi penyebabnya karena bila batere ponsel habis, maka mereka tidak bisa
melakukan aktivitas apapun pada ponselnya. Bisa dibilang orang nomophobia akan
merasa “mati gaya” bila jauh dari ponselnya. Selain perasaan cemas,
reaksi ketakutannya dalam tingkat yang cukup parah bisa juga dalam bentuk
berkeringat dingin dan detak jantung menjadi lebih cepat.
2.2 Kerangka
Teori
2.2.1.
Teori Psikodinamik
Freud (1993)
mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan hasil dari konflik psikis yang
tidak disadari.Kecemasan menjadi tanda
terhadap ego untuk mengambil aksi penurunan cemas. Ketika mekanisme diri
berhasil, kecemasan menurun dan rasa aman datang lagi. Namun bila konflik terus
berkepanjangan, maka kecemasan ada pada tingkat tinggi. Mekanisme pertahanan
diri dialami sebagai simptom, seperti phobia, regresi dan tingkah laku
ritualistik.
Konsep
psikodinamik menurut Freud ini juga menerangkan bahwa kecemasan timbul pertama
dalam hidup manusia saat lahir dan merasakan lapar yang pertama kali. Saat itu
dalam kondisi masih lemah, sehingga belum mampu memberikan respon terhadap
kedinginan dan kelaparan, maka lahirlah kecemasan pertama. Kecemasan berikutnya
muncul apabila ada suatu keinginan dari Id untuk menuntut pelepasan dari ego,
tetapi tidak mendapat restu dari super ego, maka terjadilah konflik dalam ego,
antara keinginan Id yang ingin pelepasan dan sangsi dari super ego lahirlah
kecemasan yang kedua.
Konflik-konflik
tersebut ditekan dalam alam bawah sadar, dengan potensi yang tetap tak
terpengaruh oleh waktu, sering tidak realistik dan dibesar-besarkan. Tekanan
ini akan muncul ke permukaan melalui tiga peristiwa, yaitu : sensor super ego
menurun, desakan Id meningkat dan adanya stress psikososial, maka lahirlah
kecemasan-kecemasan berikutnya.
2.2.2
Asumsi Dasar Teori Psikodinamik
teori
psikodinamik berangkat dari dua dari dua asumsi dasarnya yaitu pertama manusia
adalah bagian dari duni binatang dan yang kedua adalah manusia adalah bagian
dari sistem, energi, dalam bentuk kelekatan, konflik, dan motivasi.dalam hal
nomophobia lebih bersangkutan dengan asumsi kedua dengan sandingan nomophobia,
manusia dan sistem dengan kondisi sistem memperngaruhi kecemasan yang tinggi
jika jauh dari benda yang di anggap penting darinya.
2.3. Aplikasi Teori dalam Realita
2.3.1.
Keterkaitan Teori psikodinami
dalam penelitian
Keterkaitan teori psikodinamik dengan masalah yang ingin diteliti
oleh peneliti adalah asumsi dari teori psikodinamik dengan tingkat kecemasan
yang tinggi yang membuat id dan ego lebih besar dari pada super ego, teori
psikodinamik mengatakan bahwa tingkat kecemasan seseorang akan naikk bila
kebuthannya tidak terpenuhi dengan kata lain seseorang akan cemas jika jauh
dari ponselnya yang mambuat dia susah untuk bergerak di dunia internet atau
susah melakukan komunikasi dengan sempurna.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi Penelitian
Lokasi
penelitian adalah tempat dilakukan suatu penelitian ilmiah. Lokasi penelitian
untuk skripsi ini dipusatkan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Malikussaleh jurusan Ilmu Komunikasi dan berlokasi di Bukit Indah, Kota
Lhokseumawe. Sedangkan waktu penelitian adalah batas waktu kegiatan penelitian
yang dibutuhkan dalam suatu penelitian ilmiah.
Alasan
memilih mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Malikussaleh sebagai subjek penelitian dikarenakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Malikussaleh banyak yang menggunakan gadget
3.2 Pendekatan
Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, sebagaimana
dikemukakan oleh Sugiyono (2008:7), dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara acak, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Adapun metode penelitian yang
digunakan adalah metode survei yaitu penelitian yang menggunakan koesioner
sebagai instrument pengumpulan data. Tujuan untuk memperoleh informasi tentang
sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi (Rachmat Kriyantono,
2006:60).
3.3 Populasi
dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. (Sugiyono, 2008:80).
Bedasarkan pengertian diatas maka yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah mahasiwa
dan mahasiswi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik yang masing-masing di ambil
oleh peneliti dari jurusan Antropologi, Sosiologi, Ilmu Politik, Ilmu
Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi dengn jumlah 250
Tabel 3.1
Jumlah mahasiwa yang ada di jurusan antropologi,
sosiologi, ilmu politik, ilmu adminstrasi negara dan ilmu komunikasi yang di
ambil peneliti
NO
|
Mahasiswa
jurusan
|
Populasi
|
1
|
Antropologi
|
50
|
2
|
Sosiologi
|
50
|
3
|
Ilmu Politik
|
50
|
4
|
Ilmu
Admnistrasi Negara
|
50
|
5
|
Ilmu Komunikasi
|
50
|
|
Jumlah
|
250
|
3.3.2 Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2008:81)
merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dan sampel yang
diambil harus benar-benar representative (mewakili).
Dalam mengingat
populasi ini memiliki 5 jurusan dengan
jumlah mahasiswa berbeda-beda di setiap jurusan maka peneliti pengambil 50
mahasiwa dari setiap jurusan yang akan di jadikan objek penelitian oleh
peneliti, maka penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling (pemilihan sampel
secara sengaja). Menurut Kelana (2005:254) Purposive
sampling adalah teknik pengambilan data yang disesuaikan dengan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti.
Alasan menggunakan teknik purposive sampling dikarenakan peneliti
dapat menentukan sampelnya sendiri yang memenuhi kriteria yang berhak dijadikan responden
dalam penelitian. Berdasarkan teknik purposive
sampling, maka pengambilan sampel dilakukan dengan cara :
1. Menganalisis
populasi yaitu mahasiswa yang belajar di
fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (N=250)
2. Menentukan
jumlah sampel (n) dari populasi (N=250).
Presisi ditetapkan antara plus minus 10% dengan tingkat kepercayaan 95%
dihitung menggunakan rumus Yamane (Rakhmat, 2009:78).
Dimana :
n :
Jumlah sampel yang dicari
N :
Jumlah Populasi
d2 : Nilai Presisi
Sehingga:
Berdasarkan
hasil perhitungan di atas, maka diperoleh nilai sampel (n) dengan jumlah sampel
sebesar 82 responden.
3.4 Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis
data yang berbeda yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data
Primer, merupakan data yang diperoleh peneliti dilapangan penelitian melalui
penyebaran angket kepada responden (mahasiswa
fisip)
2. Data
Sekunder, merupakan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, seperti
kajian terhadap buku-buku, profil instansi penelitian, hasil penelitian
terdahulu, artikel ilmiah, atau informasi dari internet untuk mendapat
pemahaman konsep teoritis dari masalah yang diteliti.
3.5 Variabel-Variabel Penelitian
Variabel
penelitian adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk
mengatur suatu variabel. Jadi operasional variabel adalah suatu informasi
ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang
sama. (Zainal, 2009).
Definisi
variabel penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :
1. (X)
variabel bebas atau variabel pengaruh adalah variabel penyebab yang diduga
terjadi terlebih dahulu. Variabel bebas disini adalah pengaruh gaget.
2. (Y)
variabel terikat atau variabel terpengaruh adalah variabel akibat yang
diperkirakan terjadi kemudian. Variabel terikat disini adalah mahasiwa yang mempunyai gaget.
3.6 Definisi Operasional Variabel
Definisi
operasional variabel adalah pengertian yang didasarkan atas sifat-sifat atau
jenis-jenis hal yang dapat di amati secara operasional. Definisi operasional
variabel diberikan kepada variabel-variabel yang akan diteliti. Sesungguhnya
variabel itu adalah konsep dalam bentuk konkrit atau konsep operasional. Jadi
operasional variabel mendeskripsikan segala variabel-variabel yang ada pada
penelitian diwujudkan secara langsung, mudah di identikasi dan diklasifikasikan
untuk kepentingan penelitian. (Bungin,2011:67)
Adapun
yang menjadi definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah Dampak Nomophobia Tehadap Mahasiswa.
3.7 Teknik
Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang
diperlukan dalam penelitian ini ada tiga teknik pengumpulan data menurut
Arikunto (2002:128) maka peneliti menggunakan yaitu :
1. Observasi,
merupakan cara pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung ke lokasi
penelitian.
2. Angket,
adalah cara mendapatkan data berdasarkan pengajuan pertanyaan kepada responden
peneliti untuk di isi dan kembalikan lagi kepada peneliti.
3. Dokumentasi,
ialah cara memperoleh data yang sifatnya teoritis, seperti landasan teori,
keadaan umum lokasi penelitian, dan yang serupa lainnya.
3.8 Teknik Pengolahan dan
Analisis Data
Adapun
data yang diperoleh melalui alat pengumpulan data, khususnya terkait dengan
data primer kemudian diolah melalui teknik statistik, sedangkan proses analisis
data penelitian ini dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan
ekspalnatif korelasional.
Keterangan
:
rxy : Koefesiensi korelasi antara variabel
X dan variabel Y : dua variabel yang dikorelasikan (x=X-M) dan (y=Y-M).
Pengujian
hipotesis bertujuan menguji apakah hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini
diterima atau tidak. Uji signifikasi untuk mencari makna hubungan variabel
dependen (X) terhadap variabel independen (Y). Digunakan uji t dengan pengujian
hipotesis sebagai berikut :
Keterangan
:
t :
harga signifikan korelasi
N :
jumlah sampel
rs :
koefesien korelasi tata jenjang spearman
Setelah
nilai r dikatahui, t dapat segera dihitung. Signifikan hubungan antara dua
variabel di tentukan dengan perbandingan antara harga t hitung dengan t pada
table. Untuk itu perlu ditentukan tingkat signifikasinya atau taraf kepercayaan
95% atau p = 0,05 dengan dk N – 2. Bila harga t hitung yang diperoleh lebih
besar atau sama dengan harga t pada tabel taraf kepercayaan 95% atau p = 0,05
maka hipotesis dapat diterima. Artinya apa pengaruh yang signifikan antara
variabel satu dengan yang lain. Sebaliknya, harga t hitung lebih kecil dari t
pada tabel, maka hipotesis ditolak. Berarti tidak ada pengaruh signifikan
antara variabel satu dengan yang lain.
3.10
Jadwal
Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.
(2002). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Rakhmat,
Jalaluddin. (2009). Metode Penelitian
Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Rakmat, Jalaluddun. (2005). Psikologi Komunikasi Edisi Revisi.
Bandung: Remaja Posdakarya
Sugiyono (2009). Metode Penelitian pendidikan, Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif,
dan R&D, Bandung:CV.Alfabe
Muhammad Ari Asy'ari. 1 november 2015 Analisi Nomophobia https://www.islampos.com/nomophobia-penyakit-takut-tanpa-perangkat-mobile-220723/ Diakses pada tanggal 25 november 2015
Arie Putri Mayangsari & Atika
Dian Ariana 12 september 2015 http://journal.unair.ac.id/hubungan-antara-self-esteem-dengan-kecenderungan-nomophobia-pada-remaja/ Diakses pada tanggal 25 november 2015
nomophobia di sekitar kita
Reviewed by kreaasi komunikasi dan informasi
on
10:45
Rating:
No comments: